Laman

Jumat, 27 Juni 2014

Refleksi UTS (Ujian Tanpo Sinau :D)

Bismillah..

Semester terberat. Semester 2 mata kuliahnya semakin mengerikan. Banyak PR (h-1 baru mulai ngerjain), laporan (H-beberapa jam baru selesai). Hari demi hari, minggu minggu kuliah terlewati, sungguh tak terasa waktuku terlewati begitu saja, kemudian aku bertanya, kemana waktuku hilang? Padahal aku membayangkan aku punya banyak waktu, akan tetapi kenapa semuanya berantakan? Belajar pun tidak maksimal, mana mau dapat ilmu kalau terus seperti ini. Aku mulai kesal terhadap diriku sendiri. Puncaknnya, di UTS semester 2 aku terpaksa menggunakan sistem SKS yang berefek pada hancurnya badan ini. Tidur 2 jam selama uts ditambah tumpukan kafein yang semakin banyak, aku telah menyakiti tubuhku. Semuanya hanya karena pada hari-hari kuliah malas mengerjakan PR, belajar pun aku terkesan meremehkan, meremehkan penjelasan dosen, merasa sudah paham, dan tidak mencatat hal penting dengan alasan “besok aku juga masih inget kok”, terus the biggest lie “ah besok aja, seminggu sebelum UTS pasti aku bisa mengejar kok”. Di saat teman-teman lain mulai menemukan semangatnya berkuliah, aku justru kehilangan ruh untuk kuliah. UTS semester 2 aku lalui dengan jiwa yang tidak santai, tertekan, dan merasa ketinggalan dari teman-teman lain. Dan aku bertanya lagi, “apa sih yang aku kejar?” nilai? Memangnya nilai bisa mengantarmu ke surga? #jleb. Dan sekarang, UTS telah berakhir, aku tidak akan membiarkan diriku terseret dalam ketidaknormalan ini. Kemudian aku teringat apa yang pernah aku tulis dalam catatan buku SMA-ku:

“Hidup bukan untuk ditangisi, melainkan untuk diperjuangkan”